Banner FokusBabel Gubernur
Banner FokusBabel Gubernur
previous arrow
next arrow

Terancamnya Lumbung Pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Mahasiswa Sosiologi UBB | Nurfaizza, Nurmala, Robiahatul (*)
Mahasiswa Sosiologi UBB | Nurfaizza, Nurmala, Robiahatul (*)

Sebagian tanaman padi di Desa Rias telah memasuki masa panen. Namun, dibalik berita gembira ini terdapat fakta ironis bahwa padi yang sudah di panen sebelumnya hampir mengalami gagal panen akibat kekurangan air. Tidak hanya dialami oleh padi yang sudah di panen, kini kasus kekeringan juga merembet pada lahan sawah yang sedang memasuki masa bunting atau masa berbuah padi.

Kekeringan air ini sangat dirasakan oleh para petani sejak hadirnya ekspansi kelapa sawit di Desa Rias beberapa tahun terakhir. Di lapangan, ekspansi kelapa sawit merambat wilayah aliran sungai dari perbatasan Desa Jeriji dan Desa Bikang serta di wilayah dekat bendungan Metukul dan bendungan Yamin di Desa Rias. Hal ini menyebabkan cadangan air yang seharusnya cukup untuk mengairi irigasi sawah kini terancam berkurang akibat serapan air yang cukup banyak dari akar kelapa sawit.

banner 325x300

Para petani merasa khawatir dan tidak berdaya akibat saluran irigasi yang mengairi sawahnya mengalami kekeringan.

“Sejak adanya sawit, lahan petak sawah saya dalam beberapa hari cepat mengering. Jadi malam tadi saya harus ngerobin (menggunakan mesin robin untuk mengambil cadangan air bagi irigasi sawah),” Ucap salah seorang petani yang kami wawancarai di akhir bulan Agustus 2025.

Senada, petani yang berada di lahan 2 juga merasakan hal yang serupa, “Karena adanya hujan, cadangan air di sawah sedikit terbantu.”.

Meskipun adanya sumber air hujan bagi padi sawah dapat terpenuhi, namun cuaca hujan yang tidak menentu disertai angin kencang juga membuat sebagian ladang sawah mengalami kerusakan.
Pada masa awal masuknya kelapa sawit di wilayah aliran sungai dan bendungan di Desa Rias, beberapa petani padi sawah melaporkan kehadiran kelapa sawit kepada ketua kelompok tani masing-masing. Kemudian, tiap-tiap ketua kelompok tani melaporkan informasi tersebut kepada ketua gabungan kelompok tani (Gapoktan). Dari sini ketua Gapoktan melaporkan pada perangkat desa dan juga institusi terkait.

Setelah melakukan beberapa kali rapat antar petani, maka hasilnya bahwa para petani sepakat menolak kehadiran ekspansi kelapa sawit di Desa Rias. Para petani yang diwakilkan oleh ketua kelompok tani beberapa kali menghadiri rapat dengan DPRD Provinsi Bangka Belitung dan DPRD Bangka Selatan berharap mendapatkan hasil yang diharapkan.

Hasil sementara dari hasil pertemuan rapat antara petani dengan pemangku kebijakan adalah bahwa pohon sawit yang berada di wilayah pertanian harus dibongkar dan lahannya harus dipulihkan seperti sediakala. Namun, hingga artikel ini ditulis belum ada satupun lahan sawit yang berhasil dibongkar karena beberapa pemilik lahan sawit tidak memiliki modal yang cukup besar untuk membongkar lahan sawit.

Sumber: Mahasiswa Sosiologi UBB | Nurfaizza, Nurmala, Robiahatul (*)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *